COMPUTER ARITHMETIC
ARITHMETIC AND LOGIC UNIT (ALU)
Representasi Nilai Tanda
- 18 = 10010010 (sign-magnitude/nilai-tanda)
- 010 = 10000000 (sign-magnitude)
REPRESENTASI KOMPLEMEN DUA
+18 = 0000000000010010 (sign-magtitude, 16 bit)
-18 = 10010010 (sign-magnitude, 8 bit)
-18 = 1000000000010010 (sign-magtitude, 16 bit)
+18 = 0000000000010010 (komplemen dua, 16 bit)
-18 = 10010010 (komplemen dua, 8 bit)
-65.518 = 1000000000010010 (komplemen dua, 16 bit)
-18 = 1111111100010010 (komplemen dua, 16 bit)
KESIMPULAN
A.
Pengertian
ALU
ALU,
singkatan dari Arithmetic And Logic
Unit (bahasa Indonesia: unit aritmatika dan logika),
adalah salah satu bagian dalam dari sebuah mikroprosesor
yang berfungsi untuk melakukan operasi hitungan aritmatika
dan logika
berdasar instruksi yang ditentukan. ALU inilah yang berfikir untuk menjalankan perintah
yang diberikan kepada prosesor tersebut.
Instruksi
yang dapat dilaksanakan oleh ALU disebut dengan instruksi set.
Perintah yang ada pada masing-masing CPU belum tentu sama, terutama CPU yang
dibuat oleh pembuat yang berbeda, katakanlah misalnya perintah yang
dilaksanakan oleh CPU buatan Intel belum tentu sama dengan CPU yang
dibuat oleh Sun atau perusahaan pembuat mikroprosesor lainnya. Jika perintah
yang dijalankan oleh suatu CPU dengan CPU lainnya adalah sama, maka pada level
inilah suatu sistem dikatakan compatible. Sehingga sebuah program atau
perangkat lunak atau software yang dibuat berdasarkan perintah yang ada
pada Intel tidak akan bisa dijalankan untuk semua jenis prosesor kecuali untuk
prosesor yang compatible dengannya.
Seperti
halnya dalam bahasa yang digunakan oleh manusia, instruksi set ini juga
memiliki aturan bahasa yang bisa saja berbeda satu dengan lainnya.
Bandingkanlah beda struktur bahasa Inggris dengan Indonesia, atau dengan bahasa
lainnya, begitu juga dengan instruksi set yang ada pada mesin, tergantung
dimana lingkungan instruksi set itu digunakan.
Perhitungan dalam ALU menggunakan kode
biner, yang merepresentasikan instruksi yang akan dieksekusi (opcode) dan data
yang diolah (operand). ALU biasanya menggunakan sistem bilangan biner two’s
complement. ALU mendapat data dari register. Kemudian data tersebut
diproses dan hasilnya akan disimpan dalam register tersendiri yaitu ALU
output register, sebelum disimpan dalam memori.
B.
Struktur dan Fungsi ALU
ALU memiliki berbagai komponen
elektronika didalamnya, yaitu berupa sekumpulan transistor yang dikenal dengan
nama logic gate. Logic gate inilah yang berfungsi untuk melaksanakan operasi
aritmatika dan operasi logika. Kumpulan susunan dari logic gate dapat melakukan
perintah perhitungan matematika yang lebih komplit seperti perintah add untuk
menambahkan bilangan atau devide atau pembagian dari suatu bilangan.
Selain
perintah matematika yang lebih komplit, kumpulan dari logic gate ini juga mampu
untuk melaksanakan perintah yang berhubungan dengan logika, seperti hasil
perbandingan dua buah bilangan. ALU sering di
sebut mesin bahasa karena bagian ini ALU terdiri dari dua
bagian, yaitu unit arithmatika dan unit logika boolean yang masing-masing
memiliki spesifikasi tugas tersendiri.
ALU
melakukan operasi arithmatika dengan dasar pertambahan, sedang operasi
arithmatika yang lainnya, seperti pengurangan, perkalian, dan pembagian
dilakukan dengan dasar penjumlahan. sehingga sirkuit elektronik di ALU yang
digunakan untuk melaksanakan operasi arithmatika ini disebut adder.
Tugas lain dari ALU adalah melakukan keputusan dari operasi logika sesuai
dengan instruksi program. Operasi logika (logical operation) meliputi
perbandingan dua buah elemen logika dengan menggunakan operator logika, yaitu:
a. Sama dengan (=)
b. Tidak sama dengan (<>)
c. Kurang dari (<)
d. Kurang atau
sama dengan (<=)
e. Lebih besar dari
(>)
f. Lebih besar atau
sama dengan (>=)
Tugas
utama dari ALU (Arithmetic And Logic Unit) adalah melakukan semua perhitungan
aritmatika atau matematika yang terjadi sesuai dengan instruksi program. ALU
melakukan operasi aritmatika yang lainnya. Seperti pengurangan, pengurangan,
dan pembagian dilakukan dengan dasar penjumlahan. Sehingga sirkuit elektronik
di ALU yang digunakan untuk melaksanakan operasi aritmatika ini disebut adder.
Ada 3 jenis adder :
1. Rangkaian Adder dengan menjumlahkan
dua bit disebut Half Adder.
Rangkaian
half adder merupakan dasar penjumlahan bilangan biner yang masingmasing hanya
terdiri dari satu bit, oleh karena itu dinamakan penjumlah tak lengkap.
1. Jika
A=0 dan B=0 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 0.
2. Jika
A=0 dan B=1 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 1.
3. Jika
A=1 dan B=1 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 0. dengan nilai pindahan Cy(Carry
Out) = 1.
Dengan
demikian, half adder memiliki 2 masukan (A dan B) dan dua keluaran (S
dan Cy).
Dari
tabel diatas, terlihat bahwa nilai logika dari Sum sama dengan nilai
logika dari
gerbang XOR, sedangkan
nilai logika Cy sama dengan nilai dari gerbang logika AND. Dari tabel tersebut,
dapat dibuat rangkaian half adder seperti pada gambar berikut:
2. Rangkaian Adder dengan menjumlahkan
tiga bit disebut Full Adder.
Full
adder mengolah penjumlahan untuk 3 bit bilangan atau lebih
(bit tidak terbatas), oleh karena itu dinamakan rangkaian penjumlah lengkap.
Perhatikan tabel kebenaran dari Full adder berikut :
Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan
boolean sebagai berikut :
S = Ã B C + A B C + Ã B
C + A B C
S = A Å B Å
C
Cy = A B C + A B C + A
B C + A B C
Dengan menggunakan peta karnaugh,
Cy dapat diserhanakan menjadi :
Cy = AB + AC + BC
3. Rangkain Adder dengan menjumlahkan
banyak bit disebut Paralel Adder
Parallel
Adder adalah rangkaian Full Adder yang disusun
secara parallel dan berfungsi untuk menjumlah bilangan biner berapapun bitnya,
tergantung jumlah Full Adder yang diparallelkan.
Fungsi
Arithmetic Logic Unit secara umum :
·
Melakukan suatu proses data yang
berbentuk angka dan logika, seperti data matematika dan statistika
·
Melakukan keputusan dari operasi sesuai
dengan instruksi program yaitu operasi logika (logical operation).
·
Melakukan perhitungan aritmatika
(matematika) yang terjadi sesuai dengan instruksi program.
·
Membantu Control Unit saat melakukan
perhitungan aritmatika (ADD, SUB) dan logika (AND, OR, XOR, SHL, SHR).
C. Perkembangan ALU
Pada tahun
1946, Mike Hawk bekerja dengan rekan-rekannya dalam merancang sebuah komputer
untuk Institute for Advanced Study of Computer Science (IASS) di Princeton, New
Jersey. Para komputer IAS menjadi prototype bagi banyak komputer. Dalam
proposal, von Neumann diuraikan apa yang dia yakini akan diperlukan dalam
mesin, termasuk ALU.
Von
Neumann menyatakan bahwa ALU merupakan suatu keharusan untuk sebuah komputer
karena dijamin bahwa komputer harus menghitung operasi matematika dasar,
termasuk penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Karena itu ia
percaya bahwa masuk akal bahwa komputer harus mengandung organ khusus untuk
operasi ini.
Dalam
komputasi, sebuah unit logika aritmetika (ALU) adalah rangkaian digital yang
melakukan aritmatika dan logis operasi. ALU adalah sebuah blok bangunan
fundamental dari central processing unit (CPU) dari sebuah komputer, dan bahkan
yang paling sederhana mikroprosesor berisi satu untuk tujuan seperti menjaga
timer. Prosesor modern ditemukan di dalam CPU dan graphics processing unit
(GPU) mengakomodasi sangat kuat dan sangat kompleks ALU, sebuah komponen tunggal
mungkin berisi sejumlah ALU.
Ahli
matematika John von Neumann mengusulkan konsep ALU pada tahun 1945, ketika ia
menulis sebuah laporan mengenai pondasi untuk sebuah komputer baru yang disebut
EDVAC.. Penelitian ALUS tetap menjadi bagian penting dari ilmu komputer, jatuh
di bawah struktur Aritmatika dan logika dalam Sistem Klasifikasi.
Perkembangan
ALU sejalan dengan perkembangan processor. Semakin tinggi kinerja prosessor
maka komponen ALU pun akan berkembang untuk mendukung kinerja dari prosessor.
D. Keterkaitan ALU dengan perangkat
lain
ALU
berhubungan dengan alat input device (Alat Masukan). Input Device adalah perangkat keras komputer yang
berfungsi sebagai alat untuk memasukan data atau perintah ke dalam
komputer.kemudian, Input Device bekerjasama dengan Output Device (Alat
Keluaran) yang merupakan perangkat keras komputer yang berfungsi untuk
menampilkan keluaran sebagai hasil pengolahan data. Keluaran dapat berupa
hardcopy (ke kertas), softcopy (ke monitor), ataupun berupa suara. I/O
Ports, digunakan untuk menerima ataupun mengirim data ke luar sistem.Peralatan
input dan output di atas terhubung melalui port ini I/O. CPU (Central
Processing Unit), merupakan otak sistem komputer, dan memiliki dua bagian
fungsi operasional, yaitu: ALU (Arithmetical Logical Unit) sebagai pusat
pengolah data, dan CU (Control Unit) sebagai pengontrol kerja komputer.
Alu
mendapatkan data dari register, kemudian data tersebut diproses dan hasilnya
akan disimpan dalam register tersendiri yaitu ALU output register, sebelum
disimpan dalam memori.
Machine
Cycle (Siklus Mesin) adalah Proses dari suatu instruksi bahasa mesin disebut
dengan Siklus Mesin (Machine Cycle). Siklus mesin terdiri dari tahapan –
tahapan proses yang dilakukan oleh mesin (CPU), di mana seluruh proses diatur
oleh Control Unit dan bekerja sama dengan ALU dan memory. Proses yang dilakukan
ada 4 tahap, yaitu : Fetch Tahap pengambilan (membaca) instruksi dari memory.
Decode Tahap menterjemahkan instruksi ke dalam perintah – perintah yang dapat
dimengerti oleh komputer. Execute Menjalankan (mengeksekusi) aksi (action) dari
instruksi yang diterima. Store Penyimpanan hasil proses ke memory. Proses pada
siklus mesin terdiri atas dua bagian utama, yaitu Instruksi Cycle (I-Cycle)
atau Instruksi Time (I-Time) yang meliputi tahap fetch dan decode serta
Execution Cycle (E-cycle) atau Execution Time (E-Time) yang meliputi tahap
execute dan store. Pada I-Cycle, instruksi dipindahkan dari memori ke CPU dan
dipahami oleh CPU. Selanjutnya pada bagian E-Cycle, tindakan atau perintah dari
instruksi tersebut dijalankan.
Integer Representation
- Dalam sistem bilangan biner , semua bilangan dapat direpresentasikan dengan hanya menggunakan bilangan 0 dan 1, tanda minus, dan tanda titik.
- Namun untuk keperluan penyimpanan dan pengolahan komputer, kita tidak perlu menggunakan tanda minus dan titik.
- Hanya bilangan biner (0 dan 1) yang dapat merepresentasikan bilangan.
- Bila kita hanya memakai integer non-negatif, maka representasinya akan lebuh mudah.
- Sebuah word 8-bit dapat digunakan untuk merepresentasikan bilangan 0 hingga 255. Misalnya:
00000000= 0
00000001= 1
00101001 = 41
10000000 = 128
11111111= 225
- Umumnya bila sebuah rangkaian n-bit bilangan biner an-1an-2…a1a0 akan diinterpretasikan sebagai unsigned integer A.
Representasi Nilai Tanda
- Penggunaan unsigned integer tidak cukup untuk merepresentasikan bilangan integer negatif dan juga bilangan positif integer.
- Karena itu terdapat beberapa konvesi lainnya yang dapat kita gunakan.
- Konvesi-konvesi lainnya meliputi perlakuan terhadap bit yang paling berarti (paling kiri) di dalam word bit tanda.
- Apabila bit paling kiri sama dengan 0 suatu bilangan adalah positif , sedangkan bila bit yang paling kiri sama dengan 1 bilangan bernilai negatif.
- Bentuk yang paling sederhana representasi yang memakai bit tanda representasi nilai tanda. Pada sebuah word n bit, n – 1 bit yang paling kanan menampung nilai integer. Misalnya:
- 18 = 10010010 (sign-magnitude/nilai-tanda)
- Terdapat beberapa kekurangan pada representasi nilai-tanda penambahan dan pengurangan memerlukan pertimbangan baik tanda bilangan ataupun nilai relatifnya agar dapat berjalan pada operasi yang diperlukan.
- Kekurangannya lainnya terdapat dua representasi bilangan 0:
- 010 = 10000000 (sign-magnitude)
REPRESENTASI KOMPLEMEN DUA
- Representasi komplemen dua ( two’s complement representation) mengatasi dua buah kekurangan yang terdapat pada representasi nilai- tanda.
- Penambahan dan pengurangan nilai-tanda (sign-magnitude) tidak mencukupi dan terdapat dua buah representasi bilangan nol.
- Representasi komplemen dua menggunakan bit yang paling berarti sebagai bit tanda memudahkannya untuk mengetahui apakah sebuah integer bernilai positif atau negatif.
- Representasi ini berbeda dengan representasi nilai-tanda dengan cara menginterpretasikan bit-bit lainnya.
- Representasi komplemen dua akan lebih mudah dimengerti dengan mendefinisikannya dalam bentuk jumlah bobot bit seperti telah kita lakukan diatas pada representasi unsigned-magnitude dan sign-magnitude.
- Bilangan nol akan diidentifikasikan sebagai positif, memiliki tanda bit 0 dan nilai keseluruhan 0.
- Kita dapat melihat bahwa range integer positif yang dapat direpresentasikan mulai 0 (seluruh magnitude bit-nya sama dengan 0) hingga 2n-1-1 (seluruh magnitude bit-nya 1). bilangan yang lebih besar akan memerlukan bit yang lebih banyak.
- Sekarang bilangan negatif A, bit tanda an-1, sama dengan 1. n-1 bit sisanya dapat mengambil salah satu dari 2n-1 nilai.
- Karena itu, range integer negatif yang dapat direpresentasikan mulai –1 hingga -2n-1.
- Hasilnya assignment yang mudah bagi nilai untuk membiarkan bit-bit an-1 an-2…a:a0 akan sama dengan bilangan positif 2n-1 –A.
- Kadang-kadang kita perlu mengambil sebuah integer n bit dan menyimpannya di dalam m bit, dengan m > n.
- Pada notasi sign-magnitude mudah dilaksanakan: cukup memindahkan bit tanda ke posisi terkiri yang baru dan mengisinya dengan nol. Misalnya:
+18 = 0000000000010010 (sign-magtitude, 16 bit)
-18 = 10010010 (sign-magnitude, 8 bit)
-18 = 1000000000010010 (sign-magtitude, 16 bit)
- Prosedur di atas tidak berlaku bagi integer negatif komplemen dua. Dengan memakai contoh yang sama:
+18 = 0000000000010010 (komplemen dua, 16 bit)
-18 = 10010010 (komplemen dua, 8 bit)
-65.518 = 1000000000010010 (komplemen dua, 16 bit)
- Aturan integer komplemen dua adalah untuk memindahkan bit tanda ke posisi terkiri yang baru dan mengisinya dengan salinan-salinan bit tanda.
- Bilangan positif diisi dengan 0 dan bilangan negatif isi dengan 1
-18 = 1111111100010010 (komplemen dua, 16 bit)
INTEGER ARITHMETIC
Merupakan
operasi aritmatika bilangan bulat (integer), dikarenakan ALU hanya bisa
menangani kalkulasi biner bilangan bulat. Bagaimana pun juga ALU juga bisa
mengkalkulasikan:
Bilangan
pecahan (real)
Bentuk FPU
(Floating Point Unit) terpisah
Co-processor
dalam chip terpisah
Bilangan bulat (integer) terdiri dari:
Bilangan Asli : 1, 2, 3, …
Bilangan Nol : 0
Bilangan Negatif : …, -3, -2, -1
Bilangan Bulat dinotasikan dengan : B = {…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …}
Bilangan lain yang berada dalam bilangan bulat, di antaranya adalah bilangan:
a. Cacah : C = {0, 1, 2, 3, 4, …}
b. Ganjil : J = {1, 3, 5, 7, …}
c. Genap : G = {2, 4, 6, 8, …}
d. Cacah Kuadrat : K = {0, 1, 4, 9, …}
e. Prima : {2, 3, 5, 7, 11, …}
Bilangan Bulat dinotasikan dengan : B = {…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …}
Bilangan lain yang berada dalam bilangan bulat, di antaranya adalah bilangan:
a. Cacah : C = {0, 1, 2, 3, 4, …}
b. Ganjil : J = {1, 3, 5, 7, …}
c. Genap : G = {2, 4, 6, 8, …}
d. Cacah Kuadrat : K = {0, 1, 4, 9, …}
e. Prima : {2, 3, 5, 7, 11, …}
Floating point adalah
sebuah bilangan yang digunakan untuk menggambarkan sebuah nilai yang
sangat besar atau sangat kecil. Bilangan tersebut dapat diwujudkan dalam
notasi ilmiah, yaitu berupa angka pecahan desimal dikalikan dengan
angka 10 pangkat bilagnan tertentu. Bilangan seperti ini dapat
direpresentasikan menjadi dua bagian, yaitu bagian mantisa dan bagian eksponen (E).
Bagian mantisa menentukan digit dalam angka tersebut, sedangkan
eksponen menentukan nilai berapa besar pangkat pada bagian mantisa
tersebut (jarak dari titik posisi desimal). Contoh :
Misalkan terdapat sebuah bilangan 8934000000 maka bilangan ini dapat dituliskan dalam bentuk bilangan floating point. 8934E6 yang secara matematis artinya : 8934 x 10⁶
Bagian mantisanya adalah 8934 dan bagian eksponennya adalah E6
FLOATING POINT REPRESENTATION
Menyatakan
suatu bilangan yang sangat besar/sangat kecil dengan menggeser titik desimal
secara dinamis dan menggunakan eksponen 10 untuk menjaga desimal itu, sehingga
range bilangan yang sangat besar/ sangat kecil itu hanya dalam beberapa digit
saja. Bilangan Floating point memiliki bentuk umum :
± m * be
Keterangan:
B : radiks
m : mantissa
e : eksponen
Contoh
: Tunjukkan bilangan-bilangan berikut ini dalam notasi floating point.
a. (45.382)10? 0.45382 x 102 = (0.45382,2)
b. (-21,35)8 ? -2135,0 x 8-2 = (-2135.0,-2)
a. (45.382)10? 0.45382 x 102 = (0.45382,2)
b. (-21,35)8 ? -2135,0 x 8-2 = (-2135.0,-2)
ARITMATIKA FLOATING POINT
Penambahan
0,63524 x 103
0,63215 x 103 +
1,26739 x 103 ? 0,126739 x 104
Pengurangan 0,63524 x 103
0,63215 x 103 ?
0,00309 x 103? 0,309 x 101
- 0,10100 x 22 ? 0,01010 x 23
0,11000 x 23 ? 0,11000 x 23 +
1,00010 x 23 ? 0,10001 x 24
Perkalian
(0,253 x 102) x (0,124 x 103) = (0,253) x (0,124) x 102+3
= 0,031 x 105 ? 0,31 x 104
normalize
Pembagian 0,253 x 102 = 0,253 x 102-3
0,124 x 103 0,124
= 2,040 x 10-1 ? 0,204 x 100
overflow
0,63215 x 103 +
1,26739 x 103 ? 0,126739 x 104
Pengurangan 0,63524 x 103
0,63215 x 103 ?
0,00309 x 103? 0,309 x 101
- 0,10100 x 22 ? 0,01010 x 23
0,11000 x 23 ? 0,11000 x 23 +
1,00010 x 23 ? 0,10001 x 24
Perkalian
(0,253 x 102) x (0,124 x 103) = (0,253) x (0,124) x 102+3
= 0,031 x 105 ? 0,31 x 104
normalize
Pembagian 0,253 x 102 = 0,253 x 102-3
0,124 x 103 0,124
= 2,040 x 10-1 ? 0,204 x 100
overflow
REPRESENTASI FIXED POINT
Radiks point/binary point tetap dan diasumsikan akan berada di sebelah kanan dari digit yang paling kanan.
1. Representasi Sign-Magnitude/Nilai tanda
Untuk merepresentasikan bilangan integer negatif dan positif. Dengan menggunakan MSB sebagai bit tanda ?0 = positif, 1 = negatif
Contoh :
Sign-Magnitude +9 dalam 8 bit = 00001001
Sign-Magnitude –4 dalam 4 bit = 1100
Magnitude dari bilangan positif dan negatif sama hanya beda pada sign digitnya/MSB.
2. Representasi Komplemen-1
Untuk mendapat komplemen-1 maka bilangan nol diubah menjadi satu dan satu menjadi nol.
3. Representasi Komplemen-2
Langkah-langkah : Pengubahan bilangan desimal bertanda ke bilangan komplemen-2 (8-bit)
• Tentukan bit tanda/MSB ? 0 = positif, 1 = neg.
• Ubah desimal ke biner (7-bit)
• Ubah ke kompl-1 (setiap 0 diubah ke 1 dan setiap
1 diubah ke 0)
• Ubah ke kompl-2 (tambahkan +1 ke kompl-1
untuk mendapat bil. kompl-2)
• Gabung menjadi satu yaitu MSB sebagai tanda
bit dan 7-bit sebagai besarannya.
Langkah-langkah : Pengubahan bil. kompl-2 (8-bit) ke bil. des. bertanda
• Tentukan bit tanda/MSB
• Ubah 7-bit kompl-2 tersebut ke kompl-1
• Ditambah +1 ke kompl-1
• Ubah biner ke desimal
FLOATING POINT ARITHMETIC
Radiks point/binary point tetap dan diasumsikan akan berada di sebelah kanan dari digit yang paling kanan.
1. Representasi Sign-Magnitude/Nilai tanda
Untuk merepresentasikan bilangan integer negatif dan positif. Dengan menggunakan MSB sebagai bit tanda ?0 = positif, 1 = negatif
Contoh :
Sign-Magnitude +9 dalam 8 bit = 00001001
Sign-Magnitude –4 dalam 4 bit = 1100
Magnitude dari bilangan positif dan negatif sama hanya beda pada sign digitnya/MSB.
2. Representasi Komplemen-1
Untuk mendapat komplemen-1 maka bilangan nol diubah menjadi satu dan satu menjadi nol.
3. Representasi Komplemen-2
Langkah-langkah : Pengubahan bilangan desimal bertanda ke bilangan komplemen-2 (8-bit)
• Tentukan bit tanda/MSB ? 0 = positif, 1 = neg.
• Ubah desimal ke biner (7-bit)
• Ubah ke kompl-1 (setiap 0 diubah ke 1 dan setiap
1 diubah ke 0)
• Ubah ke kompl-2 (tambahkan +1 ke kompl-1
untuk mendapat bil. kompl-2)
• Gabung menjadi satu yaitu MSB sebagai tanda
bit dan 7-bit sebagai besarannya.
Langkah-langkah : Pengubahan bil. kompl-2 (8-bit) ke bil. des. bertanda
• Tentukan bit tanda/MSB
• Ubah 7-bit kompl-2 tersebut ke kompl-1
• Ditambah +1 ke kompl-1
• Ubah biner ke desimal
FLOATING POINT ARITHMETIC
Sistem
penempatan titik desimal dengan cara membagi kalimat menjadi dua bagian. Satu
bagian berisi angka pecahan, sebagian lainnya merupakan eksponen dari sepuluh.
Posisi efektif dari titik desimal akan berubah ketika eksponennya diubah. Sistem
ini digunakan untuk menyatakan hasil perhitungan yang sangat besar atau sangat
kecil. Operasi ini terdiri dari :
- Penambahan
- Pengurangan
- Perkalian
- Pembagian
Penjumlahan
dan Pengurangan
Langkah-langkah
yang dilakukan untuk menambah/mengurangkan dua bilangan floating-point :
Bandingkan
dua bilangan, dan ubah ke bentuk yang sesuai pada bilangan dengan nilai
exponensial lebih kecil.
Lakukan
operasi penjumlahan/pengurangan
Lakukan
normalisasi dengan menggeser nilai mantissa dan mengatur nilai exponensialnya.
b. Perkalian
Algoritma umum
untuk perkalian dari bilangan floating-point terdiri dari tiga langkah
1. Hitung
hasil exponensial dengan menjumlahkan nilai eksponen dari kedua bilang
2. Kalikan
kedua bilangan mantiss
3. Normalisasi
hasil akhir
c. Pembagian
Algoritma umum
untuk pembagian dari bilangan floating-point terdiri dari tiga langkah:
1. Hitung
hasil exponensial dengan mengurangi nilai eksponen dari kedua bilangan
2. Bagi
kedua bilangan mantissa
3. Normalisasi
hasil akhir
KESIMPULAN
ALU adalah singkatan dari Arithmatic Logic Unit. ALU adalah bagian dari mikroprosesor komputer. Seperti dengan kepanjangannya ALU ini berfungsi sebagai sebagai mikroprosesor yang berfungsi untuk menghitung atau melakukan operasi perhitungan aritmatika dan logika. Dimana ada penjumlahan, pengurangan dan pembagian. Tetapi di dalam ALU tidak di gunakan bilangan cacah atau bilangan matematika lainnya. di ALU di gunakan bilangan Biner yang di mengerti oleh komputer atau mikroposesor itu sendiri. Dimana bilangan cacah akan di proses atau di ubah menjadi bilangan biner yang hanya terdiri dari angka 1 dan 0. setelah bilangan tersebut menjadi bilangan biner bilangan tersebut akan di kirim menjadi instruksi yang akan di proses lebih lanjut yang akan di eksekusi nantinya pada prosesor. ALU merupakan salah satu bagia Input Device pada komputer. Karena semua data masukkan di lakukan di ubah di sini. Yang nantinya akan di kirim ke Control Unit (CU) dan di simpan ke dalam memory. Kemudian perkembangan ALU sama dengan Perkembangan Prosesor. Dimana apabila semakin canggih suatu prosesor berarti semakin bagus juga ALU yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
http://puspitakusumaningrum.blogspot.com/2014_11_01_archive.html
http://adi-firmansetiawan.blogspot.com/2013/07/arithmetic-and-logic-unit-alu.html
http://riskydwiyanti.wordpress.com/2013/10/20/integer-representation/
http://hermantoharianjaanakmesin.wordpress.com/2013/12/30/cara-kerja-alu-pada-sistem-komputer/
Comments
Post a Comment